Jumat, 08 Juni 2012
Makalah Pengembangan Pusat Sumber Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. Secara umum PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam pengembangan sistem instruksional. PSB juga merupakan tempat bagi tenaga kependidikan untuk mengembangkan bahan-bahan pengajaran dengan bantuan multimedia pendidikan terpadu yang terdiri atass unsur-unsur perpustakaan, workshop, audio-visual dan laboratorium (Zainuddin : 1984).
Dalam kenyatannya, PSB yang ideal masih sulit ditemui, terlebih di kota-kota kecil, bahkan PSB inipun masih langka ditemukan pada lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia. Sumber belajar yang jelas dapat dilihat masih dalam bentuk perpustakaan yang pada dasarnya merupakan salah satu komponen Pusat Sumber Belajar itu sendiri. Namun demikian pengelolaan dan organisasi yang baik akan memberikan tujuan-tujuan lembaga yang optimal pula.
Sebagaimana suatu lembaga, PSB perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik agar para pengguna sumber belajar dapat menemukan informasi dan sumber-sumber yang diperlukan terutama dalam kaitannya dengan kebutuhan instruksional. Selain itu pengembangan PSB akan memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Pusat Sumber Belajar?
2. Bagaimana mengembangkan Pusat Sumber Belajar?
3. Apa Pentingya Pengembangan Pusat Sumber Belajar?
4. Apa Kegiatan Pusat Sumber Belajar dalam menunjang kegiatan pembelajaran
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan menjelaskan pengertian Pengembangan Pusat Sumber Belajar?
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan bagaimana mengembangkan Pusat Sumber Belajar?
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan pentingya Pengembangan Pusat Sumber Belajar?
4. Mendeskripsikan dan menjelaskan Kegiatan Pusat Sumber Belajar dalam menunjang kegiatan pembelajaran
D. Manfaat Pembahasan
Manfaat dari pembahasan makalah ini adalah makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, hasil makalah ini bermanfaat pada kajian teknologi instruksional danpengembngan sumber belajar. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca khususnya para pendidik dalam mengetahui apa dan bagaimana pengembangan dan fungsi pengembangan Pusat Sumber Belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Pusat Sumber Belajar
Pengembangan adalah proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik (Seels dan Richey,1994). Hal tersebut mencakup berbagai variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran dan tidak hanya terdiri dari perangkat keras melainkan juga perangkat lunaknya. Upaya pengembangan media pembelajaran harus dilengkapi dengan kajian teori yang mendukung. Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang berkesinambungan dengan pengembangan bersifat menghasilkan suatu rancangan ataupun produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah belajar.
Kegiatan pengembangan ini ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dikaji lebih lanjut konsep teori yang akan melandasi penelitian pengembangan ini. Oleh karena itu, pengembang dalam melakukan penelitian pengembangan akan tetap berdasarkan penekanan pada pemanfaatan secara teoritik, konseptual, prinsip - prinsip maupun penyelesaian dalam masalah belajar.
Teknologi Pendidikan merupakan ilmu sosial yang berkembang berdasarkan kebutuhan. Teknologi Pendidikan memiliki langkah- langkah, proses yang kompleks dan terpadu sehingga berfungsi untuk menganalisis masalah, kemudian mencari metode pemecahan masalah belajar tersebut. Bentuk pemecahan masalah belajar tersebut adalah malalui sumber belajar yang didesain yaitu sumber-sumber yang secara khusus dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional.
Pada saat ini ketersedian media pembelajaran di berbagai sekolah masih kurang dan belum merata. Ada sekolah yang mampu menyediakan beragam media pembelajaran dalam jumlah yang relatif banyak, ada juga yang masih belum memiliki ragam dan jumlah media pemmbelajaran yang diperlukan.
Hal ini menyebabkan ragam dan jumlah media yang digunakanpun beragam. Sementara itu, media sederhana yang tetap banyak dimanfaatkan adalah papan tulis. Media audio visual (overhead transprancy, video,/ film, kaset audio, siaran TV/Radio),dan media elektronik (komputer,internet) masih belum secara intensif dimanfaatkan, meskipun dibeberapa tempat sudah mulai digunakan.
Pada kondisi dimana ragam dan jumlah media pembelajaran yang tersedia masih sangat kurang, maka perlu dilakukan pengembangan dan produksi media pembelajaran secara bertahap oleh pendidik sendiri, berkelompok, dan melibatkan pihak lain (internal maupun eksternal) peserta didik, pengelola pendidikan, industri, masyarakat, agen donor, dan sebagainya. Tetapi, mayoritas pendidik tidak mengembangkan media dengan berbagai alasan.
Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.
AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu :
1. Pesan, merupakan sumber belajar yang di dalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
2. Orang, merupakan sumber belajar yang di dalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli dan sebagainya.
3. Bahan, merupakan sumber belajar berupa suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku, modul, program video, film, program slide dan sebagainya.
4. Alat, merupakan sumber belajar berupa sarana yang digunakan untuk menyajikan bahan-bahan.
5. Teknik, merupakan sumber belajar berupa cara yang digunakan seseorang untuk melakukan pembelajaran.
6. Latar , merupakan sumber belajar yang di dalamnya termasuk pengaturan ruang , pencahayaan dan sebagainya.
Secara umum media mempunyai fungsi untuk :
1. Pembelajaran dapat lebih menarik;
2. Pembelajaran menjadi lebih interaktif;
3. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan;
4. Sikap positif siswa terhadap pembelajaran dapat ditingkatkan; dan
5. Peran guru berubah kearah yang positif;
B. Pengembangan Pusat Sumber Belajar.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengembangkan Pusat Sumber Belajar sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Pada tahap analisis kebutuhan ini, akan dibahas beberapa hal antara lain:Kompetensi apa yang akan dicapai melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran ini. Berdasarkan kompetensi dan subkompetensi tersebut akan ditetapkan materi apa yang akan dibuat, bagaimana urutan penyajian materi tersebut, serta siap yang bertanggung jawab terhadap materi tersebut.
2. Perancangan
Setelah Analisis kebutuhan Modul dengan Output daftar materi modul, maka dilanjutkan pada tahap perancangan modul. Perancangan ini akan menghasilkan Naskah StoryBoard Multimedia Pembelajaran yang menjadi panduan atau pedoman bagi ahli komputer grafis dan programmer untuk mewujudkan produk multimedia pembelajaran. Naskah Storyboard Multimedia akan memberikan sistematika urutan tampilan, deskripsi tampilan visual dan narasi, serta evaluasinya.
3. Produksi
Pada tahap ini kegiatan produksi sesuai panduan dalam Naskah Storyboard Multimedia dibuat. Proses ini banyak melibatkan komputer grafis, audio/video, dan programmer yang berkolaborasi untuk menghasilkan produk MultimediaPembelajaran yang bersifat edutainment. Proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian materi modul dengan animasi multimedia selalu dilakukan untuk mendapatkan masukanyang komprehensif dan obyektif.
4. Ujicoba
Tahap ini merupakan proses menggunakan modul dalam lingkup yang terbatas. Bertujuan untuk mengetahui apakah modul tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, sehingga didapat masukan untuk penyempurnaan modul.
5. Revisi dan Finalisasi
Revisi merupakan kegiatan perbaikan Multimedia Pembelajaran setelah memperoleh masukan dari kegiatan ujicoba. Tahap ini juga merupakan penyempunaan akhir (finalisasi) yang bersifat komprehensif. Output tahap ini adalah File Master yang siap diproduksi atau digandakan.
6. Produksi Massal
Akhir dari proses pengembangan modul pembelajaran ini adalah produksi massal. Output yang telah dihasilkan. Dilanjutkan kegiatan distribusi pada konsumen yang telah dipetakan di tahap analisis kebutuhan modul.
C. Pentingya Pengembangan PSB
Pengembangan Pusat Sumber Belajar sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan persedian media yang ada. Di samping itu, media yang dikembangkan sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidak-tepatan (mismatch) karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan kondisi lingkungan masing-masing. Lebih dari itu, juga dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik sehingga dihasilkan profesionalitas pendidik.Dalam pengembangan media pembelajaran kita harus mengetahui prinsip –prinsip dasar agar tidak terjadi kerancuan atau membuat pendidik dan para pengajar menjadi kebingungan .
Pusat Sumber Belajar berfungsi melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran dibandingkan dengan perpustakaan yang hanya berfungsi melakukan pengadaan dan pelayanan pemanfaatan sumber belajar dalam rangka kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian perpustakaan mempunyai fungsi yang lebih sempit jika dibandingkan dengan fungsi Pusat Sumber Belajar, karena hanya melaksanakan sebagian saja fungsi yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar.
D. Strategi dan teknis pengelolaan Pusat Sumber Belajar
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan, pengembangan/produksi, pemanfaatan sumber belajar (terutama bahan dan alat) untuk kegiatan pendidikan dan pembeljaran. Kegiatan pengelolaan sumber belajar tersebut dilaksanakan oleh suatu bagian dalam lembaga pendidikan / sekolah yang disebut Pusat Sumber Belajar.
Kegiatan Pusat Sumber Belajar yang perlu dikelola dalam menunjang kegiatan pembelajaran.
1.Kegiatan pengadaan bahan belajar
Kegiatan pengadaan adalah upaya untuk memperoleh bahan belajar, berupa bahan cetakan (buku, modul). bahan audio (kaset audio, CD, tape, dan lain-lain), bahan video (kaset video, VCD) yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Bahan-bahan tersebut dapat dibeli di toko buku atau lembaga produksi media yang bersifat swasta yang memproduksi media dan menjual ke umum untuk memperoleh profit atau keuntungan. Daapat juga bahan belajar diperoleh dari hibah (pemberian/sumbangan) dari individu atau lembaga-lembaga yang berminat membantu lembaga pendidikan dengan menyerahkan secara uma-Cuma bahan belajar yang bermanfaat untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan tersebut
Terdapat satu unit kerja di Departemen Pendidikan Nasional yang bernama Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional (dulu bernama Pustekkom Depdikbud singkatan Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) yang mempunyai fungsi untuk memproduksi dan mengembangkan berbagai media pembelajaran. Media yang diproduksi dan dikembangkan Pustekkom sebenarnya merupakan sumber belajar yang dirancang (by design), karena dikembangkan berdasarkan kurikulum sekolah yang berlaku saat itu, namun saat ini tercantum dalam Standar Isi sebagai dasar untuk mengembangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Dengan demikian Pustekkom mempunyai peranan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui penggunaan media pembelajaran oleh para guru dalam proses belajar dan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran merupakan sumber belajar yang memang dirancang untuk kegiatan pembelajaran.
Materi pembelajaran yang terdapat dalam media pembelajaran dapat memberikan kejelasan kepada murid atas materi pelajaran. Guru dengan demikian tidak lagi sibuk hanya bertindak sebagai sumber belajar utama untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, yang sering sulit dipahami oleh siswa karena sangat bersifat abstrak, dan akibatnya guru kurang mempunyai waktu untuk memberikan bimbingan secara individual kepada murid yang memerlukan.
Karena itu media pembelajaran yang dikembangkan dan diproduksi Pestekkom dapat dijadikan salah satu alternatif atau pilihan untuk dikoleksi Pusat Sumber Belajar dengan cara “membeli” atau lebih tepat “mengganti ongkos produksi” dengan mengkopi media yang diinginkan/diperlukan. Media pembelajaran produksi Pestekkom yang diinginkan untuk dikoleksi Pusat Sumber Belajar Sekolah dapat dipelajari pada daftar media yang terdapat dalam buku direktori media pembelajaran produksi Pustekkom yang dikeluarkan oleh Pustekkom.
2. Kegiatan produksi (pengembangan) media pembelajaran
Kegiatan produksi amat penting dan sangat diperlukan dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Sumber Belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan diklat yang dilaksanakan, baik berupa bahan cetak maupun non cetak seperti bahan video, bahan audio, bahan belajar berbantuan computer, dan sebagainya.
Selama ini bahan belajar cetakan (printed materials) seperti buku, ensiklopedia, jurnal, hand-outs, diktat, dan sebagainya merupakan sumber belajar bahan yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran. Perpustakaan selama ini telah menunjukkan peran yang cukup efektif dalam melaksanakan fungsi ini. Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram yang mampu berkomunikasi dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset rekaman audio, kaset rekaman video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di diklat (PSB) dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pendidikan dan pembelajaran
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi dan pengembangan bahan atau media pembelajaran ini adalah walaupun kita sudah dapat menggunakan komputer pribadi (PC) untuk membuat transparansi maupun gambar-gambar grafis yang menarik, namun masih tetap diperlukan keterampilan dalam membuat bahan-bahan belajar yang murah (inexpensive materials) melalui penggunaan “letter guide” untuk menulis caption, membuat program animasi yang menarik, menempelkan gambar visual (mounting), memotret (still pictures), dan sebagainya.
Kegiatan produksi (pengembangan) media amat penting untuk dilakukan oleh Pusat Sumber Belajar karena seperti telah dijelaskan di atas Pusat Sumber Belajar harus mempunyai koleksi bahan/media pembelajaran yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah/madrasah. Di atas telah dijelaskan bahwa untuk mempunyai koleksi sejumlah bahan (sumber) belajar untuk membantu pelaksanaan proses pembelajaran Pusat Sumber Belajar memperolehnya dengan jalan membeli bahan belajar di took bukua, lembaga produksi media swasta, dan sebagainya.
Selama ini Perpustakaan berperan cukup efektif dalam melaksanakan fungsi penyediaan bahan belajar cetakan (printed materials) seperti buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedia, hand-outs, diktat, dan sebagainya sebagai sumber (bahan) belajar yang paling dominan peranannya dalam kegiatan pembelajaran.
Namun bahan cetakan yang lain seperti modul, pengajaran terprogram sebagai media pembelajaran yang mampu berkomunikasi (berinteraksi) dengan peserta belajar, dan bahan bahan belajar lainnya yang bersifat non-cetak seperti kaset (rekaman) audio, kaset (rekaman) video, VCD, slide suara, filmstrip, film, bahan berbasis komputer, dan sebagainya perlu dikembangkan atau diproduksi sendiri oleh Pusat Sumber Belajar, sehingga bahan-bahan belajar yang ada di PSB dapat digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran secara optimal.
Agar mampu memproduksi bahan belajar yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah baik yang bersifat “instructor dependent instruction” maupun “instructor independent instruction” sudah pasti diperlukan SDM di dalam merancang, memproduksi dan mengembangkan media pembelajaran. Selain itu juga diperlukan seperangkat sarana dan peralatan produksi yang memadai untuk memproduksi berbagai jenis media pembelajaran yang diperlukan. Dana atau anggaran yang tidak kecil diperlukan untuk melaksanakan kegiatan produksi media pembelajaran yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran
Untuk itu PSB memerlukan sarana produksi seperti alat-alat grafis (misalnya berbagai jenis alat menulis/lettering guide, alat laminating, heat mounting press, dll, alat fotografi, audiorecording, videorecording, dsb). Tentu saja sarana produksi yang akan di-install di PSB tergantung pada banyak factor, termasuk jenis media pembelajaran yang akan dikembangkan (diproduksi) dan jumlah dana yang tersedia.
3. Kegiatan pelayanan media pembelajaran
Kegiatan pelayanan adalah fungsi yang langsung berhubungan dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pusat Sumber Belajar karena keberadaan PSB dengan semua personel dan sarana serta peralatannya adalah dimaksudkan untuk memberikan pelayanan berupa pemanfaatan berbagai jenis bahan dan media belajar untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Pelayanan yang diberikan dalam kaitan ini sesungguhnya sama dengan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan di dalam membantu guru dan peserta belajar/siswa berupa peminjaman bahan-bahan cetakan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Bahan-bahan yang dikoleksi Pusat Sumber Belajar yang dimanfaatkan baik oleh guru maupun peserta belajar dapat dibeli di tempat-tempat yang menjual bahan atau media yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di sekolah/madrasah misalnya toko buku, toko VCD dan atau kaset rekaman audio/video, atau dapat diperoleh melalui hibah dari lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan pendidikan/sekolah/madrasah seperti departemen, kedutaan luar negeri, dan sebagainya.
Dalam jangka panjang tentunya PSB sendiri harus makin bertumbuh sehingga mempunyai kemampuan sendiri untuk memproduksi berbagai jenis media dan bahan belajar yang benar-benar dibutuhkan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Untuk memudahkan pelaksanaan sirkulasi pelayanan bahan dan media belajar yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran tertentu, perlu mengklasifikasi bahan-bahan yang sudah berhasil diproduksi dan kemudian memberikan “entry number” untuk setiap bahan yang disimpan. Kita dapat menggunakan klasifikasi Desimal Dewey (DDC atau Dewey Decimal Classification) sebagai yang digunakan untuk mengklasifikasi buku-buku yang ada di perpustakaan.
4. Kegiatan pelatihan media pembelajaran.
Fungsi pelatihan adalah fungsi keempat Pusat Sumber Belajar yang ditujukan untuk membantu pihak lain di luar sekolah/madrasah sendiri yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi dan mengembangkan bahan belajar./ media pembelajaran. Fungsi ini tentu saja baru dapat dikerjakan bila PSB sudah bertumbuh dan berkembang sedemikian rupa sehingga memiliki SDM yang memadai dalam produksi dan pengembangan media pembelajaran serta peralatan dan sarana yang memadai untuk mendukung kegiatan produksi dan pengembangan berbagai media pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pusat Sumber Belajar (PSB) merupakan pemusatan secara terpadu berbagai sumber belajar yang meliputi orang, bahan, peralatan, fasilitas lingkungan, tujuan dan proses. PSB berisi komponen-komponen perpustakaan, pelayanan audio-visual, peralatan dan produksi, tempat berlatih mengembangkan kegiatan program instruksional dan tempat mengembangkan alat-alat bantu dalam pengembangan sistem instruksional.
Pengembangan PSB menekankan pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dikaji lebih lanjut konsep teori yang akan melandasi penelitian pengembangan ini.
Pengembangan Pusat Sumber Belajar mengikuti langkah-lngkah sebagai berikut: analisis kebutuhan, perancangan, produksi, ujicoba, dan produksi massal.
Pengembangan Pusat Sumber Belajar sangat penting artinya untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan persedian media yang ada. Hal ini ditempu dengan melakukan pengadaan, pengembangan, produksi, pelatihan dan pelayanan dalam pemanfaatan sumber belajar.
2. Saran
1. Pusat Sumber Belajar PSB perlu memiliki tenaga (SDM) yang berkaitan dengan produksi dan pengembangan media pembelajaran.
2. Para pendidik diharapkan supaya meningkatkan pemahaman mengenai proses pengembangan PSB.
3. Para pendidik agar lebih baik lagi menempatkan diri dalam melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan PSB guna meningkatkan kualitas pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Association for Educational Comunication Technology (AECT), (1986) “Definisi Teknologi Pendidikan” (Penerjemah Yusufhadi Miarso), Jakarta: C.V. Rajawali.
Barbara B.Sells & Rita C.Richey. 1994. Teknologi Pembelajara, Definisi dan Kawasannya. AECT
Heinich, R., M. Molenda, J.D. Russell, dan S.E Smaldino, Instructional Media and Technologies for Learning. Englewood Cliffs, New Jersey: Merril-an imprint of Prentice Hall, 1996
http://www.gudangmateri.com/2011/04/pengembangan-pusat-sumber-belajar-di.html.
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/langkah-langkah-pemilihan-media
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar